Berikut ini adalah contoh naskah sosiodrama dan skenario sosiodrama tentang etika dalam berteman. 😊
A. Naskah sosiodrama
Tokoh :
- Nida : Pintar,
ramah, lemah lembut.
- Shakilla : lucu, pintar, ramah, baik hati, kocak.
- Nando :
kocak, ramah, heboh, pintar.
- Tasya :
suka iri, pendiam, suka seenaknya, tak suka memikirkan orang lain.
- Andien : baik, ramah, pintar.
(TTM) Teman
Tapi suka Maksa
By: Dyah Mustika
By: Dyah Mustika
Nida, Nando, dan Shakilla adalah
seorang anak-anak yang cakep, pintar, dan ramah. Mereka adalah siswa kelas
sepuluh di SMA Dharma Bhakti. Mereka sudah bersahabat sejak SD. Dari dulu
sampai sekarang mereka selalu satu sekolah dan satu kelas. Tak hanya Nida,
Nando dan Shakilla juga sama baiknya dan ramahnya. Teman-teman di sekolah
menganggap mereka sebagai Trio CPR (Cakep, Pintar, Ramah). Meski mereka bertiga
bersahabat, mereka tak pernah membeda-bedakan teman dan selalu terbuka untuk
siapa saja.
Saat tahun ajaran baru ketika
kenaikan kelas sebelas, ada seorang siswa baru bernama Tasya pindah ke SMA
Dharma Bhakti. Tasya adalah seorang gadis yang pendiam. Ia baru saja pindah
dari Bandung ke Surabaya karena harus mengikuti ayahnya yang dipindah-tugaskan.
Di sekolah Tasya hanya diam saja dan seperti tidak memiliki teman sama sekali.
Jika waktu istirahat tiba ia memilih untuk pergi ke gazebo depan kelas dan
memakan bekalnya sendirian meskipun semua siswa berbondong-bondong ke kantin.
Ia juga tak banyak bicara atau mencoba mengobrol dengan teman sekelasnya.
Biasanya ia hanya datang, masuk kelas, istirahat, masuk kelas lagi, kemudian
pulang, begitu seterusnya.
Suatu hari Nando yang sedang makan
bersama Nida dan Shakilla pun penasaran dengan Tasya yang selalu sendirian di
gazebo saat istirahat. Nando memiliki ide untuk mengajak Tasya bergabung
bersama mereka. Dan langsung saja ide Nando disetujui oleh Nida dan Shakilla.
Sekarang Tasya sudah memiliki teman, meskipun ketiganya tidak sekelas
dengannya. Sekarang tasya tak perlu lagi merasa sendirian di sekolah.
Hari-hari berlalu, saat Nida
terpaksa harus izin sekolah selama dua hari. Nando, Shakilla, dan Tasya
berencana untuk bermain ke mall lusa sepulang sekolah. Dan Shakilla meminta
Tasya untuk mengabari Nida kalau lusa akan jalan-jalan ke mall. Namun niat
buruk Tasya muncul, dalam benaknya ia berpikir untuk tidak mengabari Nida dan
merencanakan segala cara agar Nida tidak ikut. Ia hanya ingin Nando dan
Shakilla lebih berpihak padanya. Ia pun menghubungi Nida dan berkata bahwa besok
ia akan mampir ke rumah Nida untuk meminta bantuan mengerjakan tugas. Nida
menyuruh Tasya untuk sekalian mengajak Nando dan Shakilla. Namun Tasya mengelak
dan justru berbohong dengan mengatakan bahwa mereka ada kepentingan
masing-masing sepulang sekolah. Nanda pun mengerti dan tidak merasa ada yang
janggal.
Keesokan harinya Nando dan Shakilla
menyanyakan pada Tasya dimana Nida. Tasya menjawab bahwa Nida sedang ikut
ayahnya keluar kota hingga minggu. Nando dan Shakilla pun tak mencurigai
kebohongan Tasya.
Semakin lama, Tasya semakin suka
berbohong kepada teman-temannya. Ia melakukan itu dengan alasan supaya ia yang
selalu diperhatikan dan dianggap sebagai sahabat. Tasya suka mengadu domba
teman-temannya hingga bertengkar. Tasya juga sering manfaatkan teman-temannya
agar ia memperoleh keuntungan. Yang paling parah ia suka membicarakan
teman-temannya dengan tidak sesuai fakta serta menyebarkan kebohongan ke
teman-teman lain di sekolah. Ketika persahabatan Nando, Shakilla, dan Nida
semakin memburuk, akhirnya Shakilla yang berinisiatif untuk memperbaiki
hubungan mereka. Shakilla mendatangi Nando dan Nida kemudian saling bercerita,
menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Ternyata apa yang mereka ceritakan
mengenai Tasya sungguh berbeda-beda. Mereka menyadari bahwa ada yang tidak
beres. Di sisi lain Tasya merasa sangat bangga karena kebohongan-kebohongannya
berhasil membuatnya mendapatkan banyak teman di sekolah. Ia sudah jarang
berkumpul dengan Nando, Shakilla, maupun Nida karena merasa sudah menjadi anak
yang popular. Bahkan ia berteman dengan Andien, anak paling keren di sekolah.
Sebulan kemudian Andien dan Tasya
tidak berteman lagi. Andien marah-marah kepada Tasya saat di kantin dan
dilihati siswa yang lainnya. Andien merasa setiap hari Tasya selalu beralasan tidak
membawa uang saku, dan selalu memintanya untuk membayari makanannya. Setiap
saat ia juga seenaknya datang ke rumah Andien sampai-sampai Andien tidak bisa
istirahat. Saat mengerjakan tugas kelompok pun Tasya tidak pernah mau membantu
dan hanya menuntut yang terbaik untuk tugasnya. Saat Andien membutuhkan
bantuan, Tasya selalu beralasan dan berbohong. Andien sudah cukup kesal dengan
sikap Tasya dan seluruh kebohongan Tasya soal Nando, Shakilla dan Nida yang ia
sebar, padahal mereka yang selalu ada untuk Andien. Tasya pun hanya bisa
tertunduk sangat malu. Apa yang ia lakukanselama ini ternyata akan berdampak
pada dirinya sendiri. Ia pun lalu meminta maaf sambal menangis di tempat, lalu
kepada Andien, dan juga Nando, Shakilla, Nida. Meski rasanya sulit memaafkan,
namun Andien akhirnya memaafkan Tasya. Begitu pula yang lainnya.
- Skenario
Sosiodrama
Saat bell istirahat berbunyi,
seperti biasa Nando, Nida, dan Shakila atau yang sering dikenal sebagai Trio
CPR sedang berkumpul di gazebo untuk menikmati bekal bersama-sama.
Nando : “Kenapa sih kita hari Selasa
selalu barengan dibawain bekal? Kok aneh gitu “
Nida :
“ ya enak dong, kan bisa nabung buat jalan-jalan pas weekend “
Nando : “ tapi kan enak jajanan kantin tau”
Shakilla: “ kamu tuh ya, bawel mulu.
Masih enak diperhatiin sama orang tua. Ntar kangen lo kalo udah gede”
Nando yang sambal mengunyah roti isi
bekalnya mendengarkan Shakilla dan Nida yang selalu protes. Tapi ia teralihkan
kepada perempuan yang sendirian di gazebo seberang.
Nando : “ eh eh, kalian ngerti gak sih dia siapa? Itu yang anak baru itu
bukan?”
Shakilla: “ anak baru yang mana sih
ngaco, itu temen sekelas kita kali”
Nando : “ yang di gazebo kali, bukan yang di depan kelas. Ah kamu
kayaknya harus pake kacamata deh”
Shakilla: “ lah ini apa bukan
kacamata?”
Nando : “ Kacamata kuda ! hahaha”
Nida :
“ ya kamu kudanya ndo ! hahaha”
Nando : “ udaaaaah ah, ini aku tanya serius”
Nida :
“ hehe iya bener, dia anak baru itu”
Shakilla: “ sendirian terus ya,
kayaknya dia pemalu dan pendiam”
Nando : “ kamu itu sok tau, haha “
Shakilla: “ Nando ! diiiih ! resek
ya !”
Nida :
“ brisik lagi, duh. Mungkin dia masih baru makanya masih malu-malu”
Nando : “ ayo di samperin? Gimana? Diajak main gitu?”
Nida :
“ hayuk, boleh” diikuti Shakilla yang hanya mengangguk-angguk.
Akhirnya mereka bertiga pun
menghampiri Tasya yang sedang sendirian memakan bekalnya. Tasya merupakan anak
baru pindahan dari Bandung ke Surabaya.
Nida :
“ Halo, permisi”
Tasya : “eh, hai” terkaget
Nando : “ Kamu anak baru yang dari Bandung itu ya?”
Tasya : “ iyah, bener”
Nando : “ hai, salam kenal ya. Aku Nando, dia Shakilla kacamata kuda, dan
Nida ndut haha”
Shakilla: “ dia kudanya ya hehe”
sambal menunjuk Nando
Nida :
“ hehe jangan kaget ya mereka suka ribut sendiri gini emang”
Tasya : “ ah nggak papa kok”
Shakilla: “ eh besok-besok kalo kamu
sendirian mending gabung sama kita aja ya. Biar nggak sepi hehe”
Tasya : “eh iya, makasih ya”
Tasya pun akhirnya mendapatkan teman
di sekolahnya. Nida, Nando, Shakilla dan Tasya kini menjadi akrab. Pertemanan
mereka sangatlah seru. Tapi taka da yang tahu apa yang dirasakan Tasya. Tasya
dalam benaknya menyimpan keinginannya sendiri, ia memanfaatkan pertemanan
mereka demi keuntungan pribadi.
Tasya : “ eh aku ada tugas ini nih aljabar, aku ga paham” menyodorkan
tugasnya ke Nida
Nida :
“ sini, bagian mananya yang gapaham?”
Nando : “ eh aku juga skalian, ga paham aljabar”
Shakilla: “kamu mah kebanyakan
bengong di kelas, laper kan lu?”
Nando : “ shhhh.. bawel”
Tasya : “ Nida, mungkin aku akan kesulitan mengerjakan tugas ini. kamu
mau bantu gak?”
Nida :
“ apa gak sebaiknya dibahas disini aja? Biar enak?”
Tasya : “ percuma aku ga bakalan paham, aku ketinggalan jauh. Tolong
yaa? Ya ya ya? Aku gamau dihukum karna belom ngerjain tugas” memelas
Nida :
“ yaudah kali ini aku bantu. Tapi besok-besok kamu belajar ya?”
Shakilla: “ yah, aku juga dong Nid.
Sekali kali”
Nando : “ kamu kan dah bisa, Cuma males aja itu hm”
Shakilla: “ kamu aja yang ngerjain
ya ndo? Hehe”
Nando : “ ogah !”
Tasya sengaja pura-pura lemah dalam
tugasnya, sering pura-pura tak paham, kadang juga pura-pura sibuk supaya
tugasnya dikerjakan teman-temannya. Dia hanya mengerjakan ala kadarnya. Sisanya
di benarkan oleh Nida, Nando, atau Shakilla. Semakin lama Tasya merasa nyaman
dengan situasi ini. terkadang ia iri dengan Nida yang paling pintar dan selalu
di tanyakan jika tidak muncul.
Shakilla: “ huh, Nida gamasuk dua
hari. Sepi ya ndo?”
Nando : “ yaktul, aku jadi gak mood ribut ama kamu”
Tasya : “ dia kemana sih?”
Nando : “ dia ada urusan apa gitu, jadi ijin dua hari deh”
Shakilla: “ tapi dia urusannya di
rumah sih. Jadi masih bisa main ke rumahnya. Tapi sungkan akutuh”
Nando : “ emang kamu punya sungkan?” mengejek Shakilla
Shakilla: “ katanya nggak mood
ribut? Hm”
Tasya : kenapa sih harus Nida mulu
yang di cari, kan asyikan sama aku. Katanya pelan.
Shakilla: “ eh lusa kan sabtu.
Pulang sekolah nge-mall yuk”
Nando : “ time-zone ya?”
Tasya pun sontak merasa senang.
Karena mereka hanya akan pergi bertiga. Tanpa Nida.
Nando : “ Sya, kamu hubungi Nida ya. Ajakin “
Shakilla: “ nah, kabarin kita mau ke
time-zone pulang sekolah. Dia sukak tuh”
Tasya yang mendengar itu langsung
tiba-tiba merasa marah. Kenapa harus Nida lagi, padahal ia berharap hanya
bertiga. Supaya ia menjadi sahabat terbaik menggantikan Nida. Lalu pikiran jelek
Tasya muncul.
Tasya : “ baiklah. Besok aku kabari kalian ya”
Nando : “ siyaaap”
Shakilla: “ Mantul (Mantab Betul)”
Mereka pun pulang ke rumah
masing-masing. Tasya mengabari Nida lewat Whatsapp.
Namun bukan seperti apa yang diamanahkan teman-temannya. Ia mengabari dan
mencari alasan supaya Nida tidak ikut.
Tasya : Nid…
Nida :
hai, ada apa sya
Tasya : ah kamu kok gamasuk sih,
aku kangen hehe
Nida :
iya masih ada urusan. Knapa kenapa? Hehe
Tasya : gakpapa, aku boleh besok
kerumahmu? Aku mau pinjem buku sekalian tanya-tanya
Tasya : kamu gak kemana-kemana
kan?
Nida :
boleh boleh, sini aja, aku nggak
kmana-kmna kok
Tasya : oke besok pulang sekolah
aku kesana ya. Jangan kemana-kemana
Tasya pun merasa gembira berhasil
mengelabuhi Nida. Selanjutnya tinggal mengelabuhi Nando dan Shakilla besok.
Keesokan harrinya setelah pulang sekolah.
Shakilla: “ ayooo. Time-zone !”
Nando : “ yes! Akhirnya”
Tasya : “ ayok temen-temen, dah capek belajar aku”
Shakilla: “ loh tunggu, Nida gimana?
Kamu udah kabarin kan?”
Tasya yang diingatkan akan Nida
merasa jengkel.
Tasya : “udah, dia sibuk katanya. Keluar sama ayahnya. Lagian dia lagi
males main sama kita bilangnya”
Nando : “ kok? Gamungkin deh”
Tasya : “ ah kamu mah gapernah percaya. Jujur ya sebenernya dia kmaren
curhat ke aku tapi aku kan gabole bocorin. Ini aja aku keceplosan”
Shakilla: “yaampun, shock akutuh.
Aku gak nyangka. Pantes wa aku jarang di bales”
Tasya : “ udah ah mending kita bertiga aja sekarang”
Akhirnya mereka bertiga pergi ke
time-zone. Nando dan Shakilla pergi dengan perasaan jengkel. Sedangkan Tasya
dengan gembiranya berhasil mengelabuhi mereka. keesokan harinya saat hari
senin, Nando dan Shakilla diam saja. Sementara Nida juga diam saja karena tak
enak badan. Hal ini semakin membuat Nando dan Shakilla percaya pada Tasya. Nida
pun sedikit badmood karena Tasya yang ditunggu tak hadir. Saat istirahat…
Nida :
“ sya !”
Tasya (sedang ngerumpi dengan
teman-teman kelasnya) : “ hey knapa?”
Nida :
“ kamu kemana aja sih. Kamu lupa kita ada janjian kemarin?”
Tasya : “oh iya aku lupa. Aku di ajak Nando sama Shakilla main sih. Jadi
lupa kalo udah janjian. Merekanya maksa banget katanya pengen ajak aku main”
Nida langsung pergi begitu saja.
Tasya merasa senang karena rencananya berjalan dengan mulus. Dia sekarang
sedang giat mengadu domba Nando, Shakilla dan Nida. Dia juga mendapat teman
baru Andien, anak terpopuler di sekolah.
Tasya : “ aku senang bisa temenan sama kamu andien. Aku gasuka berteman sama
Nando, Nida dan Shakilla, mereka manfaatin aku terus.”
Andien : “ SERIUS? Kamu baik banget, lugu banget juga. Kok bisa sampek
dimanfaatin gitu masih mau temenan sama mereka”
Tasya : “ yah gimana ya, aku emang gitu orangnya. Eh btw kamu bayarin
makanku dulu ya, aku gabawa uang nih.”
Andien : “ sip deh, gampang”
Tasya : “ aku besok ke rumah kamu, aku pengen bahas tugasku. Ya?”
Andien : “ tapi aku masih les privat dulu besok sampe jam 8 malem”
Tasya : “ ah gapapa. Aku ksana ya”
Andien : “ terserah deh”
Merasa akrab dengan Andien, Tasya
semakin seenaknya sendiri. Tasya juga gemar menceritakan kebohongan.
Menceritakan kabar jelek tentang Andien, Nando, Shakilla, Nida tanpa mereka
ketahui. Dan bersikap baik di depan mereka seolah taka da apa-apa. Tasnya, jam
9 malam ke rumah Andien.
Andien : “ yaampun sya, ini udah malem. Kamu kok masih main sih?”
Tasya : “ kan emang aku bilang mau kesini, terserah aku dong jam berapa.
Kan katamu terserah aku.”
Andien : “ ya tapi gak semalem ini juga.”
Tasya : “ eh aku masuk ya, ayok ngerjain tugas”
Andien hanya heran dan kesal.
Bukannya mengerjakan tugas Tasya malah tertidur di rumahnya. Hal ini tak
terjadi sekali dua kali. Sudah sering. Andien sudah tak kuat. Keesokan harinya
di sekolah.
Shakilla : “ aku nggak bisa kayak
gini terus. Gak jelas. Nggantung. Aku harus ajak Nando dan Nida bicara”
Shakilla menarik Nando dan Nida
keluar ke gazebo untuk bicara.
Shakilla: “ temen-temen, aku gabisa
gini terus-terusan. Kita diem-dieman gini tanpa ada alesan yang jelas. Aku
harus buat ini clear”
Nando : “ bukannya udah jelas ya? Gatau tuuh si Nida”
Nida :
“ kok aku? Bukannya kalian sendiri yang gamau sama aku lagi?”
Shakilla: “lah, bukannya kamu nolak
ajakan kita ke time-zone?”
Nando : “ jawab Nid, gausah ngeles”
Nida :
“ lah, justru kalian yang bilang ke Tasya gamau ngajak aku main”
Nando : “ justru kata Tasya kamu curhat ke dia karna udah muak sama
kita.”
Nida :
“ aku nggak pernah curhat kayak gitu. Aku justru janjian sama dia tapi dia gak
datang katanya kalian ajak ke time-zone”
Shakilla: “ tunggu, kayaknya kita
harus konfirmasi ke Tasya deh. Versi cerita kalian itu beda-beda”
Nando : “ ya ayo siapa takut, akku gak salah”
Nida :
“ aku juga gak salah kok. Aku pas masuk sekolah juga lagi sakit dan sebel ama
tasya. Makanya nggak ngomongbanyak”
Shakilla: “ yaudah, yaudah tenang
dulu. Ke kantin aja”
Tasya yang sedang di kantin dengan
Andien dengan santainya bercakap-cakap mengenai kejelekan buatannya tentang
Trio CPR. Andien yang telah muak hanya diam dan mendengarkan saja kebohongan
Tasya. Andien tahu yang sebenarnya Trio CPR tak pernah seperti yang Tasya
katakan. Tasya tak pernah ada saat Andien butuh. Tapi trio CPR selalu ada,
meski mereka bukan teman dekatnya.
Tasya : “ ndien, aku minta bayarin
dulu ya ini makanan sama jajan aku. Aku lupa ambil duit di atm”
Andien : “ gabisa sya, aku gabawa
duit”
Tasya : “ loh gimana sih ndien? Aduh
kamu tuh ya”
Andien yang tak sabar lagi tiba-tiba
menggebrak meja dan sontak memarahi Tasya
Andien : “ sya ! udah ! aku capek ya
denger kebohongan yang kamu sebar !”
Tasya : “ loh apaan sih ndien,”
tasya mulai gugup
Andien : “ kamu kira aku nggak tau
kamu banyak bohong soal trio CPR selama ini? aku tuh yang udah lama tau mereka.
mereka gak seperti apa yang kamu katain. Kamu anak baru kan? Baru kenal mereka
juga berapa lama. Dan sekarang kamu bikin mereka musuhan”
Tasya : “ aku nggak pernah bohong
andien, sumpah” tasya mulai ketakutan.
Andien : “ kamu kemana aja, aku
butuh kamu tapi kamu gaada. Aku capek harus bayarin kamu, capek kamu seenaknya
aja, kerumah malem-malem. Tugas aku yang kerjain. Kayak gaada tata kramanya.
Ini yang kamu namain berteman?”
Tasya kaget, malu dan mulai
menangis. Trio CPR yang baru datang ke kantin hanya diam dan melihat saja. Tak
berani ikut campur.
Tasya : “ iya iya aku minta maaf
ndien” sambil menangis. Andien pun ikutan menangis karena merasa sakit hati.
Andien : “ maaf aku harus seperti
ini, karna kamu nggak nyadar. Aku ga kuat sya”
Tasya yang mendengar itu semakin
menangis kencang dan meminta maaf. Ia melihat ada trio cpr. Ia pun berlari
menghampiri.
Tasya : “ teman-teman aku sudah
banyak berbohong pada kalian. Maafkan aku. Andien maafkan aku. Aku hanya
memanfaatkan kalian selama ini. aku minta maaf. Aku takut gak punya teman”
Akhirnya shakilla dan nida merasa
kasihan dan memeluk tasya. Andien pun juga menghampiri tasya. Akhirnya mereka
semua memaafkan tasya.
Nando : “ sya, kamu nggak perlu
kayak gini. Dalam pertemanan itu ada caranya. Jangan gunain cara yang gabaik
biar dapet temen. ”
Shakilla: “ dalam berteman kamu
sebaiknya mementingkan perasaan temanmu juga, jangan mementingkan perasaanmu
sendiri. Kan kamu gatau gimana perasaan mereka kalau diginin sama kamu”
Tasya : “ iya maafkan aku. Tak akan
aku ulangi”
-
TAMAT -
1 Komentar
trim infonya menyegarkan
BalasHapus